SISTEM PENGOLAH
DATA HASIL STUDI MAHASISWA
A.
Analisis
Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan sistem dilakukan dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan–permasalahan, hambatan–hambatan yang
terjadi dan kebutuhan–kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat
diusulkan perbaikan–perbaikannya.”
Analisis kebutuhan sistem juga dapat didefinisikan sebagai
teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian–bagian komponen dengan
mempelajari bagaimana
bagian–bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi.
Analisis terstruktur tentang
sistem pengolah data, karena belum adanya pengolah data yang terstruktur
sehingga diperlukan suatu sistem pengolah data, dalam hal ini sistem pengolah
data hasil studi mahasiswa. Analisis terstruktur adalah
suatu cara pendekatan yang
digunakan untuk menganalisa suatu
sistem pengolah data.
Analisa ini terfokus pada aliran data,
proses dan perangkat lunak. Biasanya digambarkan
serangkaian proses dalam bentuk diagram alir data yang menggambarkan proses sistem pengolah data.
Tujuan utama dari analisis sistem adalah untuk
memahami dan mendokumentasikan kebutuhan dan persyaratan proses dari sistem pengolah data.
Melakukan identifikasi data dan
identifikasi informasi sebelum
melakukan penggambaran sistem yang berjalan dan proses -
proses yang dapat di komputerisasikan. Langkah-langkah
identifikasi data dan identifikasi informasi adalah
sebagai berikut :
1.
Identifikasi
Data dan Informasi
a.
Identifikasi Data
Master
(1) Data Mahasiswa
(3)
Data Mata Kuliah
b.
Indentifikasi Data Proses /transaksi
(1)
Penilaian
(2)
Transkrip Nilai
c.
Identifikasi Informasi
(1) Laporan Mahasiswa
(3)
Laporan Mata Kuliah
(4)
Laporan Penilaian
2.
Identifikasi
Sumber Data dan Informasi
a.
Identifikasi Sumber
Data
(1)
Bagian Akademik
(2) Admin Prodi
(3)
Mahasiswa
b.
Identifikasi Tujuan
Informasi
(1)
Rektor
(2) Dekan
(3) Bagian Akademik
(4) Admin
(5) Dosen
(6) Mahasiswa
B. Normalisasi
Normalisasi
yaitu proses untuk mengorganisasikan file untuk menghilangkan grup yang
berulang–ulang. Konsep dan teknik normalisasi diperkenalkan oleh E. F Codd. Tahap–tahap
dalam normalisasi yaitu :
1)
Bentuk
Tidak Normal
Bentuk tidak normal mencantumkan semua file data yang akan direkam, format data bebas dan tidak terkait dengan penentuan format, bisa saja terdapat data yang kembar. Dalam bentuk ini, masih terdapat data yang kosong pada pertemuan antara baris dan kolom untuk masing-masing tabel pada file data.
Bentuk tidak normal mencantumkan semua file data yang akan direkam, format data bebas dan tidak terkait dengan penentuan format, bisa saja terdapat data yang kembar. Dalam bentuk ini, masih terdapat data yang kosong pada pertemuan antara baris dan kolom untuk masing-masing tabel pada file data.
Gambar
3.10 di
atas menunjukkan attribut atau field yang digunakan untuk
membentuk beberapa tabel sebagai tempat penyimpanan data dalam database. Pada tahap ini akan
terlihat atribut – atribut yang saling mempengaruhi, sehingga memungkinkan
dalam pemecahan tabel menjadi beberapa bagian untuk menghasilkan suatu data yang unik atau tidak
terduplikasi hasil akhirnya.
2)
Normalisasi
Bentuk Pertama
Bentuk normal pertama akan terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai lebih dari satu atribut. Pada bentuk normal pertama menunjukkan tabel transaksinya saja.
Bentuk normal pertama akan terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai lebih dari satu atribut. Pada bentuk normal pertama menunjukkan tabel transaksinya saja.
3)
Normalisasi
Bentuk Kedua
Bentuk normal kedua akan terpenuhi jika pada sebuah tabel, semua atribut selain primary key memiliki ketergantungan fungsional pada primary key secara utuh. Sebuah tabel dikatakan tidak memenuhi bentuk normal kedua jika ketergantungannya hanya bersifat sebagian dari primary key.
Bentuk normal kedua akan terpenuhi jika pada sebuah tabel, semua atribut selain primary key memiliki ketergantungan fungsional pada primary key secara utuh. Sebuah tabel dikatakan tidak memenuhi bentuk normal kedua jika ketergantungannya hanya bersifat sebagian dari primary key.
Gambar 3.12 menunjukkan pemecahan tabel
menjadi beberapa tabel. Pada tahap ini, atribut – atribut yang tidak bergantung
secara langsung dengan primary key dipindahkan untuk membentuk dan menjadi
tabel sendiri.
4)
Normalisasi
Bentuk Ketiga
Bentuk normal ketiga terpenuhi jika tabel sudah berada dalam bentuk bentuk normal kedua dan setiap kolom yang bukan kunci tidak tergantung secara transitif pada kunci utamanya.
Bentuk normal ketiga terpenuhi jika tabel sudah berada dalam bentuk bentuk normal kedua dan setiap kolom yang bukan kunci tidak tergantung secara transitif pada kunci utamanya.
Gambar 3.13 Normalisasi III
Gambar 3.13 menunjukkan hubungan antara
tabel yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Hubungan antara tabel wajib
harus memiliki atribut primary key atau atribut secondary key pada tabel relasinya.
C. Entity
Relational Diagram
Gambar
3.14 Entity Relational Diagram
Pada gambar 3.14 menerangkan bahwa
terdapat hubungan antara tabel Mahasiswa,
Penilaian, Mata Kuliah dan Transkrip.
D. Database
1)
Tabel Mahasiswa
Tabel Mahasiswa digunakan
untuk menampung data Mahasiswa
Tabel 3.3 Mahasiswa
2)
Tabel Penilaian
Tabel Penilaian digunakan
untuk menampung data Penilaian.
Tabel 3.4 Penilaian
3)
Tabel Mata
Kuliah
Tabel Mata Kuliah digunakan
untuk menampung data preferensi
Tabel 3.5 Mata
Kuliah
4)
Tabel Transkrip
Tabel Transkrip digunakan
untuk menampung data Transkrip
Tabel 3.6 Transkrip
No comments:
Post a Comment